Istilah snapshot maupun backup adalah dua teknologi yang sering digunakan untuk memastikan keamanan data. Keamanan data sendiri saat ini semakin menjadi perhatian oleh segala aspek industri, bisnis, maupun hal lainnya. Kehilangan data merupakan salah satu faktor yang sering menyebabkan kegagalan dalam development bahkan tak peduli sebesar apapun bisnis tersebut.
Snapshot adalah hal yang bisa digunakan untuk mencegah kehilangan data karena kegagalan development, sama halnya dengan backup. Kedua hal ini sebenarnya cukup mirip karena sama-sama digunakan untuk membuat cadangan data untuk menetralisir terjadinya kesalahan dalam development. Jadi jika seandainya terjadi kegagalan atau eror maka data cadangan dapat dipulihkan dengan menggunakan backup atau snapshot tersebut.
Namun sebenarnya snapshot maupun backup memiliki perbedaan khususnya dari fungsi dan cara kerjanya, melalui artikel ini kita akan mengetahui lebih jauh apa itu snapshot, fungsi, dan cara kerjanya serta perbedaannya dengan backup.
Pengertian Snapshot
Snapshot adalah cara untuk melakukan pencadangan data dengan membuat “foto” dari keadaan server sebelum dilakukan perubahan. Jadi jika seandainya terjadi kegagalan atau misalkan perubahan yang dilakukan belum sesuai, maka keadaan server bisa dikembalikan ke kondisi saat “foto” diambil.
Dengan menggunakan snapshot, keadaan server yang dicadangkan akan mencakup data pada memori mesin virtual, pengaturan mesin virtual, dan status semua disk virtual. Nantinya ketika kamu memulihkan keadaan server ke saat snapshot, semua memori, disk virtual, dan semua pengaturan mesin virtual akan dipulihkan ke keadaan saat snapshot dilakukan.
Selain itu waktu pengambilan snapshot tidak terbatas, kamu bisa mengambil snapshot kemudian memulihkan state ke snapshot yang diambil kemudian mengambil snapshot baru, begitupun seterusnya. Tidak ada batasan dalam mengambil snapshot, namun snapshot tidak bisa dijadwalkan seperti backup, dan hanya bisa dieksekusi secara manual jika kamu menginginkannya.
Snapshot ini sangat berguna dalam pengembangan aplikasi, misalnya ketika kamu sedang mengembangkan sebuah aplikasi pada sebuah mesin virtual. Saat ingin melakukan testing dalam server dan ingin menginstal versi aplikasi yang berbeda, kamu bisa melakukan snapshot pada kondisi ketika belum diperbarui untuk memastikan setiap instalasi berjalan pada baseline yang sama, atau untuk mengetes apakah aplikasi tersebut sudah berjalan dengan normal.
Cara Kerja Snapshot
Saat snapshot diambil, data pada setiap block akan direkam dan disimpan pada metadata. Metadata ini menyimpan kondisi pada data ketika snapshot dilakukan kemudian menyalinnya pada sebuah salinan. Karena menyimpan kondisi bukan data keseluruhan maka snapshot membutuhkan sedikit ruang pada disk dan bisa dibuat dalam waktu cepat.
Sejak melakukan snapshot, setiap kali terjadi perubahan pada block data, block tersebut akan ditulis ke ruang snapshot yang sudah ditentukan sebelumnya. Metadata yang tersimpan pada snapshot akan diperbarui sesuai keadaan untuk menyimpan kronologi perubahan. Karena snapshot memiliki metadata, snapshot dapat mengenali block data apa yang telah ditambahkan atau diubah sejak snapshot dibuat.
Jika kamu kembali ke salah satu snapshot, setiap block data yang ditambahkan atau diubah sejak snapshot diambil akan dihapus dari tempat penyimpanan snapshot. Setiap block data seperti pada saat snapshot diambil juga akan dihapus. Lalu karena data terdiri dari block data, setiap data akan kembali ke keadaan seperti saat snapshot diambil. Ini memungkinkan kamu untuk membatalkan perubahan pada file, folder, volume, atau mengembalikan file yang telah terhapus.
Perbedaan Snapshot dengan Backup
Dari sini seharusnya kamu sudah bisa sedikit menyimpulkan apa perbedaan backup dan snapshot. Perbedaan utama antara snapshot dan backup adalah jika backup berada pada posisi terpisah dengan data yang asli, maksudnya adalah backup akan membuat salinan terpisah yang mencakup semua data yang ingin dilakukan backup.
Sedangkan pada snapshot salinan data tersimpan pada server yang sama, tidak seperti salinan cadangan. Snapshots bekerja dengan baik untuk perlindungan terukur dalam development yang selalu berubah setiap saat. Sementara backup digunakan untuk perlindungan reguler.
Untuk lebih mudah memahami perbedaan antara backup dan snapshot kamu bisa melihat tabel di bawah ini:
Backup | Snapshot |
---|---|
Mencadangkan semua data dan file | Mencadangkan keadaan dari data atau file sebelum dirubah |
Membutuhkan lebih size disk lebih besar | Membutuhkan size disk lebih kecil karena hanya menyimpan metadata |
Bisa dijadwalkan dan dilakukan secara berjangka | Jika snapshot sudah terbuat, setiap perubahan pada data akan disimpan secara otomatis |
Data backup terisolasi dari data utama | Data snapshot terhubung dengan data utama |
Dilakukan untuk keamanan data jangka panjang | Dilakukan untuk keamanan data singkat mendukung development |
Waktu yang dibutuhkan untuk mencadangkan lebih lama | Waktu yang dibutuhkan untuk mencadangkan lebih cepat |
Dukung Development dengan Snapshot
Itu dia pengertian snapshot dan juga perbedaannya dengan backup. Dari sini seharusnya kamu sudah paham, walaupun sama-sama digunakan untuk mencadangkan data tapi ternyata kedua hal ini bisa sangat berbeda. Keduanya juga bisa digunakan untuk membuat data dan development lebih aman.
Khususnya ketika kamu sedang mengembangkan aplikasi atau web. Sebelum kamu akan melakukan perubahan pada development kamu bisa menyimpan keadaan sebelum perubahan dieksekusi.
Agar lebih mudah memahaminya mungkin snapshot bisa diibaratkan save game atau check point dalam sebuah game. Jadi jika seandainya karakter game tersebut terbunuh dalam sebuah misi maka akan kembali ke titik save game atau check point sebelumnya dan bisa mengulangi misi yang sama.
Penggunaan snapshot bisa diaplikasikan ke server milikmu dengan mudah apalagi jika server tersebut sudah mendukung fitur snapshot. Seperti halnya layanan VPS praktis dari Biznet Gio yaitu NEO Lite. Layanan server virtual dengan sumber daya komputasi dedicated ini sangat cocok untuk mengembangkan dan menjalankan aplikasi atau website yang membutuhkan jaminan performa andal.
NEO Lite juga didukung fitur tambahan berupa snapshot untuk mendukung development layananmu. Walaupun memiliki fitur yang lengkap dan memiliki performa tinggi. NEO Lite bisa didapatkan dengan harga sangat terjangkau. Mulai dari Rp50.000 saja kamu bisa mendapatkan 1 vCPU, 1 GB RAM didukung 60 GB SSD Storage, serta gratis bandwidth 10 Gbps tanpa kuota atau tanpa biaya egress.
Dapatkan NEO Lite Sekarang ❯